Sabtu, 04 Februari 2012

SD IT Rabbani di Salman ITB

Bismillah

Perjuangan itu kini tak lagi terasing. Bertemu dengan mereka yang sevisi membuat kami semakin bersemangat memperjuangkan SD IT Rabbani. Ya, idealisme memang harus dipertahankan dengan jalannya sendiri. Terima kasih Salman ITB.

 SD IT Rabbani, Hampir Bubar Namun Bangkit Lagi

Letaknya masih di Bandung, tepatnya di Kampung Balong, Kecamatan Cimenyan, beberapa kilometer saja dari saung tempat pusat kebudayaan angklung yang mendunia. Sebuah sekolah dengan bangunan bersahaja, SD Islam Terpadu Rabbani namanya. Menuju sekolah ini mestilah melewati jalan bertanah merah. Tak ayal saat musim hujan teras sekolah kotor oleh tanah-tanah basah dari jejak alas kaki.
“Murid-murid kami pakai sepatu Hari Senin saja, itu pun sudah susah payah dipaksa karena ada upacara, selebihnya pakai sendal,” ujar Susilawati (27) yang akrab disapa Bu Uci. Bu Uci adalah seorang ibu rumah tangga yang tinggal tidak jauh dari sekolah. Setiap harinya Bu Uci meluangkan waktu dari pagi hingga siang untuk mengajar di kelas 1.
Sehari-hari, bangunan dengan empat ruangan ini menjadi tempat belajar 32 orang siswa kelas 1 sampai 5 SD. Satu ruangan digunakan sebagai ruang guru dan kepala sekolah, tiga ruangan lain digunakan sebagai ruang kelas.
Jumlah siswa tiap kelasnya tidak lebih dari delapan orang. “Kelas 1 dan 2 di satu ruangan, kelas 4 dan 5 juga, kelas 3 sendiri,” kata Hesty Ambarwati (22), Kepala SD IT Rabbani. “Kalau gurunya ngajar patarik-tarik,” tambah mahasiswi Pendidikan Tata Boga UPI ini sambil tertawa.

Hampir Bubar
Pada awal berdirinya pada tahun 2002, sekolah ini makmur, muridnya banyak. Saat sekolah lain belum gratis, SD IT Rabbani ini sudah melaksanakan pendidikan gratis. Tidak heran banyak warga sekitar yang berasal dari kalangan menengah ke bawah menitipkan anak mereka di sekolah ini.
Suatu ketika terjadi perselisihan antara Kepala Sekolah dan pihak yayasan yang menyebabkan Kepala Sekolah tersebut dipindahtugaskan pada tahun 2008. Kemudian berturut-turut para pengajar pun meninggalkan sekolah ini. Tanpa adanya kepala sekolah dan guru, tidak bisa dihindari jumlah siswanya pun kian menyusut.
Tahun 2009 kegiatan belajar mengajar masih berjalan kendatipun tidak ada guru. Beberapa ibu rumah tangga yang peduli sekali waktu datang ke sekolah untuk mengajar sekenanya. Namun demikian hal itu masih dirasa kurang membantu.

Pengajar dan murid SD IT Rabbani di depan bangunan sekolah. (Foto oleh Hesty Ambarwati)

Diselamatkan Mahasiswa
“Kami datang ke sekolah ini pertengahan 2010. Saya ingat waktu itu hari Kamis. Hari Sabtunya pihak sekolah akan membagikan raport siswa sekaligus mengumumkan bahwa sekolah ini akan ditutup,” kisah Hesty. Dirinya mengaku mengetahui informasi tentang sekolah yang akan ditutup ini karena berjejaring dengan komunitas-komunitas peduli pendidikan.
Beberapa mahasiswa datang ke SD IT Rabbani untuk melakukan tindakan ‘penyelamatan’. Hal yang dilakukan pertama kali adalah dengan mengisi kekosongan guru. “Pas kita masuk anak-anak tidak siap dengan kultur sekolah, karena biasanya bebas, tidak ada guru,” kenang Anissa Trisdianti (22), Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris UPI yang kini menjadi wali kelas 3.
Relawan dari pihak mahasiswa datang silih berganti untuk mengajar, namun sekarang mahasiswa yang menjadi guru tetap hanya tinggal Hesty dan Nissa saja. Di tengah kesibukan mengerjakan skripsi, kedua sahabat ini mengaku berat meninggalkan SD IT Rabbani terutama karena siswa-siswinya.
“Kami tahu sekarang kenapa Bu Muslimah begitu ingin mempertahankan anak muridnya,” ungkap Nissa yang juga pernah menjadi Kakak PAS ini.
“Sekarang kelas 4 dan 5 tidak ada wali kelasnya, saya biasa keliling ke kelas yang lagi kosong gurunya,” ungkap Hesty. “Jika ada yang bersedia datang mengajar kami akan senang sekali, tidak usah setiap hari, jadwal kami fleksibel,” tambahnya.
SD IT Rabbani kini bangkit kembali. Walaupun tanpa ada yang menggaji dan memiliki banyak keterbatasan, para pengajar tetap setia mengajar setiap hari.(Ditulis oleh : Maya Dewi Mustika)

Ini Link-nya : 
http://salmanitb.com/2012/01/sd-it-rabbani-hampir-bubar-namun-bangkit-lagi/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar